Novel merupakan karya sastra yang berbentuk prosa, dengan penceritaan mengenai tokoh-tokohnya disampaikan secara panjang dan mendetail. Novel hampir sama dengan roman.
Perbedaannya yaitu dalam roman biasanya tokoh diceritakan dari lahir hingga akhir hayatnya. Adapun dalam novel, tokoh cerita dikisahkan hingga akhir cerita.
Unsur-unsur Intrinsik Novel
Sebagai sebuah hasil karya sastra, novel memiliki unsur pembangun yang terkandung di dalamnya. Tentu kalian sudah mengetahui mengenai unsur pembangun sebuah karya sastra, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik.Adapun unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel dapat kalian simak sebagai berikut.
1. Tema adalah Hal yang dibicarakan dalam cerita (isi cerita) atau topik cerita.
2. Alur atau plot adalah Jalan cerita/jalinan cerita atau urutan cerita dari awal sampai akhir.
3. Amanat adalah Pesan atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita, baik melalui tema, kisah, maupun watak pelakunya.
4. Penokohan adalah Watak atau karakter pelaku, misal baik, buruk, santun, periang, protagonis, antagonis, dan sebagainya.
5. Latar atau setting adalah Tempat, waktu, dan suasana kejadian dalam cerita.
6. Gaya bahasa adalah Pemilihan kata atau diksi dalam karya sastra, biasanya dicirikan dengan penggunaan majas-majas, dan sebagainya.
7. Sudut pandang adalah Penempatan si pencerita dalam kisah, misal sebagai orang (point of view) pertama atau kedua, dengan memasukkan diri sebagai bagian dari cerita ataupun tidak.
Contoh Sinopsis Novel "Kan Kukenang Selalu"
Bacalah petikan novel berikut dengan cermat untuk lebih memperjelas tujuan pembahasan materi ini!Kan Kukenang Selalu
Jamie terdiam beberapa saat sebelum menjawab. “Aku belum tahu,” sahutnya, setelah berpikir beberapa saat. “Kurasa aku mungkin akan pergi, kalau kesempatan itu ada. Aku belum pernah pergi ke pesta dansa homecoming (reuni alumni).”
“Acaranya menyenangkan,” ujarku cepat. "Tidak terlalu menyenangkan, tapi menyenangkan.” Terutama dibandingkan dengan pilihanku yang lain, tambahku dalam hati.
Ia tersenyum mendengar jawabanku. “Aku tentu harus membicarakannya dengan ayahku lebih dulu. Kalau ia mengizinkan, kurasa aku bisa pergi.”
Seekor burung yang bertengger di pohon dekat teras itu mulai berkicau ramai, seakan ia tahu tidak seharusnya aku berada di situ.
Aku memusatkan seluruh perhatianku pada suara burung itu, sambil mencoba menenangkan kegelisahanku.
Dua hari yang lalu, sama sekali tidak akan terbayang olehku untuk mengajak Jamie, bahkan mempertimbangkannya sekalipun.
Tapi tiba-tiba aku sudah di sini, mendengar suaraku sendiri sementara aku mengucapkan kata-kata ajaib itu.
“Ehm, maukah kau pergi ke pesta dansa itu bersamaku?”
Aku bisa melihat Jamie terkejut. Kurasa Jamie mengira basa-basiku. Sebelum ini mungkin ada hubungannya dengan orang lain yang ingin mengajak dirinya. Kadang-kadang seorang anak remaja mengirim temannya untuk “menjajaki situasi”, begitulah istilahnya, untuk menghindari kemungkinan terjadinya penolakan. Meskipun Jamie tidak seperti kebanyakan anak-anak remaja lain, aku yakin Jamie memahami konsep itu, setidaknya secara teori.
Namun bukannya langsung memberikan jawaban, Jamie malah berpaling ke arah lain selama beberapa saat. Hatiku terasa menciut karena aku merasa ia akan mengatakan tidak.
Tiba-tiba aku menyesali caraku memperlakukan Jamie selama ini. Aku teringat saat-saat aku mengejeknya atau mengatai ayahnya seorang pezina atau sekadar menertawakannya di belakang punggungnya.
Pada saat aku mulai merasa amat bersalah mengenai semua itu. Jamie menoleh dan menatapku kembali. Di wajahnya tampak seulas senyum.
“Aku mau pergi denganmu,” kata Jamie akhirnya, “dengan satu syarat.” Aku menguatkan diri, sambil berharap syaratnya tidak terlalu berat. “Ya?”
“Kau harus berjanji bahwa kau tidak akan jatuh cinta padaku.” Aku tahu Jamie cuma bercanda dari
caranya tertawa, dan mau tidak mau aku kemudian menghela napas lega. Kadangkadang harus aku akui, Jamie memiliki rasa humor yang tinggi. Aku tersenyum dan memberikan janjiku padanya.
(Kan Kukenang Selalu, Nicholas Sparks)
Cara Menentukan Unsur Intrinsik Novel
Dalam menjelaskan unsur intrinsik novel yang kalian baca, berkenaan dengan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan), kalian perlu memerhatikan langkah-langkah berikut.- Membaca novel dengan cermat dan teliti.
- Memahami inti cerita yang dapat ditangkap secara utuh dan menyeluruh.
- Memerhatikan serta menganalisis unsur-unsur intrinsik secara cermat.
Contoh Unsur Intrinsik Novel
Secara ringkas, kutipan novel tersebut mengungkapkan tentang situasi tokoh “aku” dan Jamie. Aku yang hendak mengajak Jamie berpesta merasa gelisah dan was-was jika Jamie menolaknya. Ia juga tidak mengira bahwa dirinya memiliki keberanian untuk mengajak Jamie ke sebuah pesta dansa. Sebelum Jamie memberikan jawaban, beberapa waktu saat itu, “aku” sempat merasa pesimis dan menjadi tidak begitu yakin jika Jamie mau menerima tawarannya. Namun, ternyata di luar dugaan, Jamie menerima tawaran “aku” dengan syarat agar “aku” tidak jatuh cinta pada Jamie. “… Aku tahu Jamie cuma bercanda dari caranya tertawa, dan mau tak mau aku kemudian menghela nafas lega ....”
Alur cerita yang tersirat dari kutipan tersebut menunjukkan bahwa kejadian tersebut berlangsung dengan urutan waktu yang berjalan maju atau ke depan.
Pelaku utama yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah “aku” dan Jamie. Namun, secara tersirat bahwa dalam cerita tersebut terdapat tokoh ayah Jamie.
Latar atau setting yang berkaitan dengan tempat dalam kutipan tersebut adalah teras rumah, “… seekor burung yang bertengger di dekat teras itu …”.Demikian pembahasan lengkap tentang unsur-unsur intrinsik novel, contoh sinopsis novel dan contoh novel beserta unsur intrinsiknya.
Baca juga: Cara Membuat Sinopsi Novel
Belum ada tanggapan untuk "Unsur-unsur Intrinsik Novel dan Contoh Sinopsis Novel Beserta Unsur Intrinsiknya"
Post a Comment