Menilai Pementasan Drama

Pada Pelajaran sebelumnya tentunya kalian telah belajar menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata, bukan? Naskah tersebut tentunya akan menjadi lebih baik jika kalian perankan.


Menilai Pementasan Drama

Sebelum kalian memerankan suatu lakon drama, terlebih dahulu kalian harus melatih kemampuan berakting. Akting termasuk salah satu jenis keterampilan dan penguasaannya harus melalui pelatihan. Semua orang normal sebenarnya bisa menjadi aktor.

Syaratnya, berniat sungguh-sungguh dan mau berlatih. Latihan-latihan berikut ini dapat kalian laksanakan untuk melatih kemampuan bermain drama.

1. Membaca Puisi

Calon aktor perlu membaca puisi dengan suara lantang di depan temantemannya. Manfaatnya, untuk melatih vokal supaya terbiasa melakukan perubahan nada suara sebagai akibat adanya perubahan perasaan dalam berbagai situasi.

Perubahan nada suara akibat perubahan perasaan itu tentu saja akan disertai perubahan ekspresi wajah. Mungkin dengan tidak terasa akan disertai pula gerakan anggota tubuh terutama tangan.

Dengan cara begitu, calon aktor dapat mengekspresikan perasaan tokoh yang akan dimainkannya melalui suara, ekspresi wajah, dan gerakgerik tubuh dengan penuh penghayatan. Selain itu, membaca puisi di muka teman-teman juga berguna untuk membiasakan diri tampil di muka umum.

2. Menirukan Gerakan Binatang

Calon aktor menirukan gerakan khas macam-macam binatang. Bila menirukan kera, gerakan anggota tubuhnya, ekspresi wajahnya, dan suaranya harus seperti kera.

Kalau membaca puisi mengutamakan latihan olah vokal, maka menirukan binatang ini sasaran utamanya olah gerak. Olah gerak ini tentu sangat bermanfaat bagi aktor untuk melakukan gerak-gerik (akting) di panggung memerankan tokoh yang dipercayakan kepadanya.

3. Menirukan Gerakan Orang

Calon aktor mencoba menirukan orang yang sudah dikenalnya. Lebih baik lagi kalau orang yang ditirukan itu juga sudah dikenal oleh teman-temannya. Kalau temannya bisa menebak orang yang ditirukan, berarti cara menirukannya sudah baik.

Kemampuan menirukan ini amat penting, sebab apa yang dilakukan aktor di panggung sebenarnya menirukan tokoh yang diperankannya.

4. Tertawa dan Menangis
Menilai Pementasan Drama, pementasan drama, pembelajaran drama, pengertian seni drama, teks drama, dialog drama, cerpen drama, bermain drama, drama persahabatan, contoh dialog drama, drama pendek, contoh text drama, dialog drama singkat
Drama

Calon aktor mencoba tertawa terus-menerus sampai benar-benar bisa tertawa kalau ia ingin tertawa. Demikian pula calon aktor perlu mencoba menangis seolaholah dia sedang mengalami hal yang menyedihkan.

Demikian pula calon aktor perlu mencoba seolah-olah sedang marah, putus asa, menyerah, atau yang lain. Dengan latihan seperti ini, diharapkan kelak dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh yang sedang bersedih, marah, dan lain lain.

5. Berdialog

Calon aktor mencoba berdialog. Mula-mula, dialognya bebas tanpa naskah, seolah-olah sedang memerankan tokoh tertentu dalam drama. Nah, kalau sudah lancar, calon aktor mencoba berdialog dengan membaca naskah.

Naskah drama harus dibaca berulang-ulang silih berganti dengan lawan mainnya. Kemudian, naskah itu dihafalkan. Bila sudah hafal, mencoba mempraktikkan berdialog tanpa naskah. Pada awalnya, dialog itu diperagakan tanpa gerakan.

Setelah lancar, baru disertai gerakangerakan, ekspresi wajah, dan anggota tubuh. Hasilnya didiskusikan, mana yang sudah baik dan mana yang perlu diperbaiki.

6. Gerak Kerja Panggung

Gerak kerja panggung ini harus dipelajari dan dilatih berulang-ulang. Misalnya, makan dengan tangan (tanpa sendok dan garpu) sambil duduk bersila dan mengobrol santai, makan dengan garpu dan pisau, minum langsung dari botol, dan lain-lain.

Calon aktor juga harus berlatih berjalan terpincang-pincang karena kakinya sakit, berjalan terhuyung-huyung karena mabuk, berjalan mengendap-endap karena takut ketahuan, dan lain-lain.

Latihan seperti ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh supaya calon aktor dapat melakukannya dengan sempurna seperti yang dikehendaki naskah. Sebab, kalau sudah dipraktikkan di panggung tidak dapat diulang atau diperbaiki.

7. Bermain Drama

Calon aktor mencoba bermain drama. Naskah yang dimainkan tentu dipilih naskah yang sederhana dan tidak panjang. Calon aktor menghafalkan dialog tokoh yang diperankan dan membayangkan akting yang akan dilakukannya.

Dari mana dia muncul, bergerak ke mana, dialog apa yang diucapkan, bagaimana mengucapkannya (pelan atau keras), bagaimana ekspresi wajah, dan gerakan anggota tubuh semua dibayangkan. Setelah itu, dipraktikkan dalam permainan drama.

Teks Drama

Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian semester. Adi dan Banu duduk sebangku, Sita dan Dini duduk sebangku di depannya, sedangkan Budi duduk sendiri disamping Banu.

Mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5 sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita dan Dini.

Banu:      “Din, aku minta jawaban soal nomor  5 dan 6!”
Dini:         “A dan C”
Sita:         “kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Banu:      “10 A, 11 D, nomor 15 aku belum”
Adi:          “Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Sita:         “soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan”
Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Banu:      “Bud,kamu sudah selesai?”
Budi:        “Belum, tinggal 3 soal lagi”
Banu:      “Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Budi:        “Tidak Bisa Ban,”
Banu:      “Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Dini:         “Iya Bud, kita harus kerja sama”
Adi:          “Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Budi:        “tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Sita:         “Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budi:        “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Aku minta maaf”
Sita:         “Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Dini:         “Iya Bud, bantu kami”
Budi:        “tetap tidak bisa”
Adi:          “yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.” (marah dan kesal)
Banu:      “biarkan, kita lihat di buku saja”
Banu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Sita menanyakan hasilnya.
Sita:         “Bagaimana Ban? Ada tidak?
Banu:      “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Kareana suara Banu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru:      “Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian”
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Banu:      “Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Dini:         “Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Sita:         “Seharusnya kita belajar ya”
Adi:          “Iya, Budi benar”
Banu:      “Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Sita:         “Aku menyesal!”
Adi,Dini&Banu:   “Aku juga” bersama
Setelah itu Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Dini:         “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”
Budi:        “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga.
                                Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Sita:         “aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua”
Dini:         “dan tidak kita ulangi lagi”
Adi:          “Kita sahabat sejati”

Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan.

Baca juga : Menulis Teks Pidato, pidato bahasa indonesia, cara berpidato, cara membuat pidato bahasa indonesia, cara pidato, pidato b indonesia, berpidato, pidato bhs indonesia, apa itu pidato

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Menilai Pementasan Drama"

Post a Comment